Deltamas: Green Industrial, Green Living
Di mancanegara, Timur Jakarta telah dikenal sebagai pusat industri manufaktur terbesar di Tanah Air dengan infrastruktur yang paling lengkap. Dengan makin matangnya industri di Timur Jakarta, kawasan ini memerlukan pendukung lain, seperti perumahan dan area komersial.
“Dahulu para ekspatriat tinggal di Jakarta Selatan dan bekerja di Timur Jakarta. Akan tetapi faktor efisiensi, mereka pun mulai memilih tinggal di Timur Jakarta yang kian berkembang,” kata Tommy Satriotomo Project Director Deltamas.
Maraknya komunitas ekspatriat yang tinggal di sekitar kawasan industri Timur Jakarta, membuat pasar hunian sewa—terutama apartemen—meningkat. Bahkan, tarif sewa apartemen di Timur Jakarta, terutama Cikarang, bisa lebih tinggi di pusat bisnis Jakarta.
“Tingkat permintaan dari konsumen ekspatriat yang tinggi di Timur Jakarta serta daya beli mereka yang lebih tinggi membuat tarif sewa apartemen lebih tinggi,” kata Tommy Satriotomo.
Sementara itu, Stanley Widjojoatmodjo, Direktur Sales & Marketing Deltamas mengatakan, dengan semua infrastruktur dan lahan yang masih terbuka luas, membuat potensi Timur Jakarta bisa melampaui Barat Jakarta. Selain itu, kawasan Barat Jakarta sudah jenuh karena sudah penuh penduduk, sementara harga properti di sana pun sudah sulit terjangkau. Jadi perkembangan otomatis ke arah Timur Jakarta.
“Perlu diketahui juga bahwa kawasan industri di Timur Jakarta adalah industri ringan, seperti manufaktur. Jadi, tidak seperti yang dibayangkan orang, Bekasi dan Cikarang penuh cerobong asap, panas, berbedu, dan sumpek. Apalagi di Deltamas kawasan industrinya GIIC (Greenland International Industrial Center). Artinya, kami kawasan industri tapi berkonsep green. Terbukti, yang masuk ke kawasan industri Deltamas adalah perusahaaan produsen makanan, susu, obat-obatan, dan mobil,” kata Stanley Widjojoatmodjo.
Pada kesempatan yang sama, Remi Mathriqa, Head Business Development Deltamas memaparkan, kawasan industri di Deltamas masuk dalam kategori green dengan standar low polution industrial. Di sini, semua tenant diwajibkan mengontrol polusi udara dan suara yang dihasilkan.
“Proses mereka pun dipantau, sejak produksi hingga material dan bahan bakar. Penggunaan bahan bakar batubara tidak diizinkan disini,” tutur Remi Mathriqa.
Tak hanya itu, imbuh Remi, penghijauan pun dilakukan di seluruh area kawasan industri Deltamas yang dilengkapi danau seluas11 hektar. Sementara, perangkat listrik yang digunakan hemat energi, salah satunya dengan penggunaan lampu LED dan lampu PJU (penerangan jalan umum) hybrid dengan solar panel.
Untuk properti residensial, Deltamas menawarkan tiga proyek rumah berkonsep green, yakni Naraya, Woodchester, dan Savasa. Menurut Tommy, penjualan Savasa dan Naraya cukup bagus. Mayoritas pembeli adalah warga lokal yang bekerja di kawasan Cikarang. Ada juga konsumen dari Jakarta yangmembeli untuk investasi, karena harga relatif terjangkau, tetapi potensi capital gain yang besar seiring dengan rampungnya infrastruktur dan fasilitas pendukung.
“Selain infrastruktur yang makin baik, Deltamas juga memiliki fasilitas Rumah Sakit Mitra Keluarga, AEON Mall yang selesai 2022, serta stasiun kereta cepat yang dekat dengan Deltamas—yang diproyeksikan akan sampai Surabaya,” katanya.
Terkait konsorsium pengembang Timur Jakarta, Tommy berharap bisa menyuarakan kepentingan bersama, baik kepada pemerintah maupun masyarakat luas.
“Bila kita jalan sendiri-sendiri, gaungnya kurang kuat, kalau ada delapan pengembang dengan satu visi dan misi menyuarakan hal yang sama, maka akan lebih kuat,” pungkasnya.(Anto)
Sumber: PropertyandTheCity.com