Ada sebuah ungkapan dari seorang sahabat yang saya ingat hingga saat ini. Ia berkata, “Bagi seorang pria, menjadi dewasa bukanlah sebuah pilihan, melainkan suatu keharusan.” Sekilas memang terdengar sederhana. Namun bagi saya, pesan tadi sesungguhnya sarat makna.
Satu dekade lalu, tatkala masih disibukkan dengan tugas akhir kuliah, makna ungkapan tadi memang belum terasa. Saya anggap itu adalah hal yang biasa-biasa saja. Tak peduli, apalagi sampai harus berpikir keras untuk memahami.
Namun, ketika lesatan waktu mempertemukan saya dengan dunia kerja, segalanya berubah. Lambat laun, saya pun semakin tersadar. Saat gaji dalam genggaman dan kemandirian mulai menjadi tuntutan kehidupan, ucapan tadi pelan-pelan berubah menjadi sebuah kenyataan.
Sejak dahulu, pria memang identik dengan simbol kekuatan. Maskulin, lagi berotot. Berkat anugerah tadi, seorang lelaki kemudian diberi tanggung jawab besar dalam hidupnya: mencari nafkah. Paling tidak, untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, istri tercinta, dan keluarga. Inilah yang membedakan antara pria muda dan pria dewasa.
Menyoal tentang kebutuhan, kita pun paham bahwa ada tiga hal yang menjadi prioritas utama. Bila salah satunya tidak ada, maka hidup akan terasa ganjil. Tidak genap dan kurang lengkap.
Tapi, jangan buru-buru menerka. Bisa-bisa kalian salah sangka. Bukan. Tiga ihwal tadi bukanlah harta, tahta, dan wanita. Melainkan sandang, pangan, dan papan.
Bila kedewasaan seorang pria diukur dari kemampuannya dalam memenuhi tiga soal tadi, maka saya pun termasuk golongan pria yang belum dewasa. Atau lebih tepatnya, masih menuju dewasa. Sandang melimpah, pangan pun tercukupi. Tinggal satu hal lagi yang belum saya hadirkan untuk istri tercinta, yaitu papan.
Memang benar, sejak menikah tiga tahun yang lalu, kami sudah hidup mandiri. Tidak lagi mengandalkan rumah orangtua atau mertua untuk tidur berdua. Selama tiga tahun bertugas di luar daerah, kami menempati rumah dinas yang difasilitasi kantor. Sekarang, saat kembali bertugas di Jakarta, kami juga cukup bahagia tinggal di apartemen sewa.
Akan tetapi, seindah-indahnya tinggal di hunian sementara, tak ada yang lebih indah daripada tinggal di rumah sendiri. Seperti kata pepatah, “home sweet home”. Tak bisa dimungkiri, memiliki rumah adalah impian setiap insan. Begitu pula dengan kami yang mendambakan hunian pribadi yang asri dan nyaman.
Memilih hunian atau properti pribadi, tentu tidak sembarangan. Banyak kriteria yang mesti dipertimbangkan. Jikalau salah memilih, alih-alih menyenangkan, angan-angan memiliki rumah impian malah bisa jadi berantakan. Kita tidak ingin begitu, bukan?
Nah, dikutip dari survei bertajuk Property Affordability Sentiment Index 2016 yang dilakukan oleh Rumah.com dan Institute Research of Singapore, disebutkan bahwa faktor lokasi merupakan hal terpenting dalam memilih rumah di Indonesia. Minat pencari properti akan semakin tinggi tatkala lokasi rumah dekat dengan berbagai kebutuhan penghuni. Misalnya kantor, tempat usaha, atau pusat kota.
Faktor lingkungan selanjutnya menempati posisi kedua setelah lokasi. Tentu faktor ini juga tak kalah penting. Sebab, pastilah kita ingin tinggal di hunian dengan lingkungan yang aman, asri, damai, dan tenteram.
Faktor akses transportasi publik menempati posisi selanjutnya. Artinya, semakin banyak pilihan akses menuju lokasi hunian, maka semakin diminati pula suatu hunian oleh kebanyakan orang.
Selain ketiga hal tadi, ada tujuh faktor lainnya yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih rumah. Secara berturut-turut, yaitu infrastruktur dan fasilitas sekitar, harga, luas bangunan, desain dan konstruksi, fasilitas dalam lingkungan properti, rencana pengembangan area, serta kesiapan untuk ditempati.
Kalau kalian bagaimana? Setuju dengan faktor-faktor di atas?
Sayangnya, tidak semua properti yang disediakan oleh pengembang memenuhi semua kriteria tersebut. Ada yang harganya murah, namun lokasinya kerap kebanjiran. Tatkala dekat dengan pusat kota, keasrian lingkungan yang menjadi taruhan. Sebaliknya, ada yang asri dan berseri, namun jauh dari sarana pendidikan.
Benarkah demikian? Tentu tidak sepenuhnya benar. Kita patut berbahagia, karena ternyata ada satu lokasi hunian yang memenuhi faktor itu semua. Mulai dari yang pertama hingga yang kesepuluh, semuanya ada. Lengkap tanpa cela, komplet tanpa sisa.
Tak percaya? Kalau begitu, coba saja berkunjung ke Kota Deltamas.
Bagi kalian yang tinggal di Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya, pasti sudah tidak asing dengan Kota Deltamas. Saat kalian berkendara melewati jalan tol Jakarta—Cikampek, tepat di kilometer 37, kalian akan menemui papan nama berwarna merah bertuliskan “Kota Deltamas”. Lengkap dengan icon berlambang delta (huruf d) berwarna emas.
Kawasan yang dikembangkan oleh PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan PT Pembangunan Deltamas ini, merupakan sebuah kota mandiri yang terintegrasi antara hunian, komersial, dan industri bertaraf internasional. Berdiri tegak di atas lahan seluas 3.200 hektar, Kota Deltamas tidak hanya menyediakan hunian, tetapi juga pusat bisnis, perkantoran, dan kawasan industri.
Berbagai sarana dan infrastruktur penunjang juga turut menjadi perhatian manajemen Kota Deltamas. Mulai dari pengelolaan air bersih dan limbah, pasokan listrik premium, gas, hingga jaringan telekomunikasi dan serat optik. Di sisi lain, berbagai fasilitas juga dibangun, yakni sentra pendidikan, hotel, apartemen sewa, pusat olahraga, tempat ibadah, dan rekreasi.
Pengembangan Kota Deltamas sendiri telah dilakukan sejak tahun 1993, dan merupakan joint venture antara Sinar Mas Land dengan Sojitz Corporation. Kita pun sudah paham, bahwa Sinar Mas Land merupakan salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia dan Asia yang sudah tidak diragukan lagi kapabilitas dan rekam jejaknya. Sebagai salah satu buktinya, saham Sinar Mas Land telah melantai di Bursa Efek Singapura (SGX).
Sementara itu, Sojitz Corporation merupakan perusahaan konglomerat asal Jepang dengan jaringan bisnis yang beroperasi di lebih 50 negara. Hingga saat ini, Sojitz Corporation tercatat memiliki lebih dari 500 perusahaan dan sahamnya mewarnai aktivitas perdagangan di Bursa Efek Tokyo (TSE).
Pengelolaan dan manajemen pengembangan properti yang dilakukan oleh Kota Deltamas juga patut diacungi jempol. Buktinya, Kota Deltamas memiliki berbagai sertifikat internasional di bidang integrasi manajemen QSHE, yaitu ISO 900, ISO 1400, dan OHSAS 18001.
Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Kurang afdol rasanya bila mengulas tentang Kota Deltamas tanpa mengunjunginya langsung.
Oleh karena itu, beberapa waktu yang lalu saya pun menyambangi kota terpadu di timur Jakarta ini. Demi mencari hunian pribadi, sekaligus membuktikan bahwa Kota Deltamas memenuhi seluruh kriteria hasil survei Property Affordability Sentiment Index 2016 yang telah diulas di atas.
Nah, dari hasil kunjungan tersebut, ada beberapa keunggulan Kota Deltamas yang kemudian saya catat.
Lokasi Strategis, Akses Dinamis
Kota Deltamas berada tepat di pintu keluar gerbang tol Cikarang Pusat kilometer 37, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Cikarang sendiri sudah tidak asing bagi warga ibukota dan sekitarnya. Pembangunan pabrik, gudang, hunian, dan infrastruktur yang pesat sejak beberapa tahun terakhir, membuat posisi Cikarang semakin strategis dalam peta ekonomi Jawa Barat dan Indonesia. Alhasil, kini Cikarang tumbuh menjadi kota yang mandiri.
Kota Deltamas memiliki koneksi langsung dengan tol Jakarta—Cikampek. Karenanya, waktu tempuh antara Cikarang dan Jakarta menjadi lebih laju dan mengalir. Akses dari dan ke ibukota semakin mudah. Bila menggunakan kendaraan roda empat dari Jakarta, Kota Deltamas dapat ditempuh dalam waktu 1—2 jam saja.
Selain menggunakan kendaraan roda empat, Kota Deltamas juga dapat ditempuh dengan Commuter Line dengan rute Jakarta Kota—Cikarang. Dari stasiun Cikarang, kalian dapat melanjutkan perjalanan dengan angkutan kota dengan nomor rute K35. Waktu yang ditempuh tatkala menggunakan kereta adalah sekitar 2—3 jam.
Pada masa depan, rencana pembangunan beberapa infrastruktur nasional semakin menambah pilihan akses ke Kota Deltamas. Ada rencana pembangunan gerbang tol kilometer 41 yang ditargetkan rampung pada tahun 2021. Ada pula pembangunan jalur kereta cepat, yang saat ini nampak sedang dikerjakan di sepanjang jalan tol Jakarta—Cikampek.
Lingkungan yang Sehat dan Berseri
Kota industri, seperti Cikarang, biasanya identik dengan stigma panas dan polusi. Sehingga, seringkali kita berpikiran bahwa kota industri adalah kawasan yang tidak layak huni. Akan tetapi, ternyata stigma tersebut tidak saya temui ketika berjalan-jalan di Kota Deltamas.
Pepohonan besar dan rindang menghiasi jalan-jalan utama di kawasan Kota Deltamas. Tidak hanya di pinggir jalan, namun juga di tengah-tengah pembatas jalan. Rerumputan hijau terhampar sejauh mata memandang. Nampak jelas, bahwa jarak antar ruko dan perumahan diatur dengan cermat, sehingga menyisakan ruang yang cukup untuk vegetasi dan sirkulasi udara.
Tidak hanya di ruas jalan utama, hijau pepohonan juga menghiasi pemandangan saya saat memasuki area cluster perumahan. Tepat di depan rumah-rumah, satu dua pohon tumbuh menjulang. Menghadirkan udara segar dan oksidasi yang berkualitas. Lebar jalan perumahan juga diatur secara pas. Tidak berdempet-dempetan. Saat dua mobil bertemu dari arah yang berlawanan, masih tersisa ruang yang cukup lega, bahkan untuk mobil ketiga sekalipun.
Bukti lainnya dari keseriusan manajemen Kota Deltamas dalam membangun kawasan yang asri dan ramah lingkungan, adalah revitalisasi danau Kota Deltamas yang dilakukan sejak tahun 2016. Danau ini berada tepat di pinggir jalan tol Jakarta—Cikampek. Kini, danau Kota Deltamas telah berubah menjadi objek wisata asri yang dapat dinikmati oleh penghuninya.
Kota Deltamas juga peduli terhadap kesehatan penghuni. Hal ini terbukti dari tersedianya jogging track di beberapa lokasi. Tempat sampah dua jenis—organik dan anorganik—dapat ditemukan di sepanjang trotoar. Oleh karena itu, tak heran apabila kawasan ini dianugerahi Adipura kategori peningkatan penataan lingkungan (best effort) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama dua tahun berturut-turut (2016 dan 2017).
Hunian Modern dengan Harga Terjangkau
Meski dihiasi dengan lingkungan yang asri, ternyata hunian di Kota Deltamas dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Beberapa waktu lalu, Kota Deltamas meluncurkan cluster perumahan terbarunya, yakni Naraya Park. Unit hunian di Naraya Park dijual mulai dari Rp390 juta-an atau setara dengan cicilan Rp3 juta-an per bulan.
Gaya yang diusung oleh Naraya Park adalah modern minimalis. Ditawarkan dengan tiga pilihan tipe bangunan, yakni 30/50, 50/48, dan 56/60. Naraya Park sangat cocok untuk generasi milenial yang baru menikah atau berkeluarga. Sebab, dengan harga yang terjangkau, cicilan unit hunian di Naraya Park lebih murah dibandingkan dengan sewa apartemen.
Selain Naraya Park, Kota Deltamas juga memiliki sederet cluster hunian lainnya yang tak kalah menarik, yakni Woodchester, Malibu, Bahama, Pasadena, El Verde, Parthenon, Nice, Catania, Catalonia, dan European Zone. Hingga saat ini Kota Deltamas telah menyediakan lebih dari 19 cluster perumahan untuk kebutuhan hunian warga Bekasi dan sekitarnya.
Kawasan Komersial, Bisnis & Investasi Makin Cuan
Tidak hanya menyediakan hunian dengan harga terjangkau, Kota Deltamas juga memiliki berbagai kawasan komersial untuk para pelaku bisnis dan investor. Secara umum, kawasan komersial dibagi menjadi 3 area, yakni Main Boulevard, Artery Boulevard, dan Community.
Pertama, Main Boulevard. Sesuai namanya, kawasan komersial ini terletak di pusat keramaian dan aktivitas ekonomi di Kota Deltamas. Dengan kata lain, area ini memang sengaja dibangun sebagai business centre di Kota Deltamas.
Salah satu produk komersial yang baru saja diluncurkan di area ini adalah Diamante. Lokasinya berdekatan dengan Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi, sehingga cocok untuk berbagai jenis usaha seperti perkantoran, bank, makan siap saji, dan restoran.
Kedua, Artery Boulevard. Kawasan komersial ini berada di ruas jalan utama Kota Deltamas. Pada umumnya, terletak di depan kawasan hunian. Oleh karena itu, produk komersial di area ini sangat cocok untuk bisnis yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, seperti minimarket, laundry, bengkel, rumah makan, dan lain-lain.
Terakhir, Community. Produk komersial di area ini ditujukan untuk bisnis yang menunjang hunian. Beberapa di antaranya adalah dormitory (rumah kos) dan boutique shop.
Kawasan Industri yang Ramah Lingkungan
Seperti di kawasan hunian dan komersial, kawasan industri di Kota Deltamas juga menerapkan teknologi dan pengelolaan yang ramah lingkungan, yang bernama Greenland International Industrial Center (GIIC). Terletak di atas tanah seluas 1.458 Ha, GIIC merupakan kawasan industri terbesar di Indonesia.
Kawasan ini ditujukan untuk perusahaan yang ingin mengembangkan maupun memulai investasi. Investor yang datang berinvestasi di sini, dapat menikmati berbagai kemudahan perizinan. Pasalnya, GIIC sudah tercatat sebagai Kawasan Investasi Langsung Konstruksi.
Sesuai dengan namanya, berbagai pabrik yang beroperasi di GIIC telah menerapkan waste management yang baik, sehingga tidak memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan. Berbagai upaya juga dilakukan oleh manajemen Kota Deltamas untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya dengan menerapkan seleksi yang ketat terhadap calon investor yang akan beroperasi di GIIC.
Beberapa perusahaan industri terkemuka telah beroperasi di sini, antara lain Wuling, Suzuki, Astra, Mitsubishi, Hitachi, dan lain-lain. Selain itu, di GIIC juga menyediakan Kawasan Terpadu Indonesia-China (KITIC) di atas lahan seluas 200 Ha, untuk berbagai industri dari Negeri Tirai Bambu yang akan membuka usaha di Indonesia.
Tidak hanya di GIIC, Kota Deltamas juga memiliki kawasan industri lainnya, yakni Greenland Batavia yang menerapkan konsep Standard Factory Building (SFB). Kawasan seluas 150 Ha ini dibangun dalam sistem cluster, dengan dukungan keamanan 24 jam dan pusat makanan di Sentra Niaga. Pada umumnya, kawasan ini digunakan sebagai pergudangan.
Pusat Pemerintah Kabupaten Bekasi, Memudahkan Administrasi
Kota Deltamas merupakan Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi. Sejak tahun 2004, berbagai unsur pemerintah daerah, yakni Kantor Bupati, DPRD, Bawasda, Bappeda, Kejaksaan, dan Kepolisian Bekasi, seluruhnya berada di kawasan berbentuk pentagon di atas lahan seluas 40 Ha.
Berbagai keuntungan dapat dimanfaatkan oleh penghuni maupun pelaku usaha di Kota Deltamas. Sebab, akses untuk mengurus berbagai keperluan administrasi menjadi lebih dekat, mudah, dan terpusat.
Fasilitas Penunjang yang Komplet
Untuk menggenapi konsep kota mandiri yang terintegrasi, berbagai fasilitas penunjang juga turut dihadirkan di Kota Deltamas. Mulai dari sarana pendidikan, hotel, apartemen, sarana olahraga, hingga wisata kuliner. Tidak cukup sampai di sana, beberapa fasilitas tambahan juga akan segera hadir di Kota Deltamas.
Sarana pendidikan yang ada di Kota Deltamas boleh dibilang sangat lengkap. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Untuk pendidikan dasar dan menengah, ada Sekolah Pangudi Luhur, SMK Mitra Industri Ananda, Sekolah Islam Nur Rahman, Sekolah Islam Terpadu Fajar Hidayah, dan SMU Negeri 2 Cikarang.
Sedangkan untuk perguruan tinggi, ada Kampus Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB), yang merupakan buah kerja sama antara Sinar Mas, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Korean Education Complex—Jakarta International University (K-Eduplex). Dengan demikian, kita tidak perlu repot mencari sekolah untuk si buah hati tatkala tinggal di Kota Deltamas, karena seluruh jenjang pendidikan berkualitas sudah tersedia.
Mau ngadain meeting atau ngobrolin bisnis di Kota Deltamas? Tenang saja, karena di sini sudah hadir beberapa hotel modern. Ada Le Premier Hotel, Sakura Park, dan beberapa nama hotel lainnya. Selain itu, ada pula apartemen Sancrest Serviced yang dapat menjadi alternatif hunian selain perumahan.
Kalian suka olahraga apa? Renang, badminton, atau futsal? Tenang saja, karena di Kota Deltamas semuanya ada. Bagi yang suka berenang, mampirlah ke Pasadena Serenade yang lokasinya tepat berada di dalam cluster perumahan Pasadena. Sedangkan yang ingin cari keringat, kalian bisa menyambangi Deltamas Sport Center yang lokasinya tepat berada di depan Le Premier Hotel.
Nah, ada kabar baik bagi kalian yang hobi kulineran. Segala jenis restoran ada di Kota Deltamas. Mulai dari restoran cepat saji, prime restaurant, maupun restoran tradisional. Untuk yang suka cepat saji, sudah ada McDonalds yang siap mengenyangkan perut kalian. Kalian yang gemar fancy dining juga tidak perlu khawatir, karena berbagai restoran Jepang ternama juga sudah ada di sini.
Namun yang paling khas dari Kota Deltamas adalah restoran khas sunda. Ya, apa lagi kalau bukan Restoran Alam Sari Deltamas. Selain bisa menyantap kelezatan gurame bakar, nasi liwet, dan sayur asem, di sini kalian juga bisa bersantai sambal lesehan di saung tepi sawah.
Lokasinya pun tepat berada di samping danau Kota Deltamas, sehingga menghadirkan suasana back to nature. Sebuah suasana langka yang tidak akan pernah kalian temui di kota industri lainnya.
Seorang teman yang bekerja di Cikarang pernah bilang, tidak lengkap rasanya datang ke Kota Deltamas tanpa mampir ke Restoran Alam Sari. Setelah datang dan mencoba sendiri, ternyata benar. Ucapan tadi bukanlah hiperbola semata.
Segudang fasilitas tambahan juga akan segera hadir dalam beberapa waktu ke depan. Ada rumah sakit komersial, melengkapi klinik kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Ada pula pusat perbelanjaan yang akan segera dibuka pada tahun depan, yakni AEON Mall. Berbagai rencana pengembangan ini menjadikan Kota Deltamas makin lengkap dan memikat. Baik untuk dihuni maupun kebutuhan berinvestasi.
Melangkah Bebas
Seharian berjalan-jalan di Kota Deltamas menghadirkan banyak kebahagiaan di hati. Tagline sebagai kota mandiri yang terintegrasi antara hunian, komersial dan industri bertaraf internasional, memang benar terbukti. Bahkan sesungguhnya jauh melampaui ekspektasi. Karena selain memenuhi seluruh kriteria siap huni, Kota Deltamas juga menjanjikan lingkungan yang sehat dan asri.
Tak terasa, matahari mulai terbenam dan langit mulai gelap. Sebakul nasi liwet restoran Alam Sari yang saya habiskan bersama istri, membuat perut terasa kenyang. Kantuk pun mulai menyerang, menandakan saatnya kembali pulang.
Seraya mengarahkan kemudi ke arah pintu tol Cikarang Pusat, saya pun mulai melangitkan doa dan harapan. Semoga tahun depan, satu unit hunian pribadi bisa terbeli dan kaki ini bisa melangkah bebas di tengah kemandirian Kota Deltamas.
***
Artikel ini ditulis oleh Adhi Nugroho, pemenang Juara Pertama Blog Competition #DeltamasDigitalDay