PT Puradelta Lestari Tbk Catatkan Pendapatan Usaha Sebesar Rp 253 Miliar di Semester Pertama Tahun 2020
CIKARANG, 30 Juli 2020 — PT Puradelta Lestari Tbk dan anak Perusahaan (“Perseroan atau DMAS”), pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas, mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp253 miliar dan laba bersih sebesar Rp79 miliar di semester pertama tahun 2020.
Dari pendapatan usaha tersebut, segmen industri masih menyumbang kontribusi terbesar sebesar Rp182 miliar atau sekitar 72,1% dari pendapatan usaha, disusul segmen komersial sebesar Rp39 miliar atau 15,6% dari pendapatan usaha, dan segmen hunian sebesar Rp20 miliar atau 7,7% dari pendapatan usaha. Adapun segmen hotel dan rental masing-masing menyumbang Rp6,6 miliar dan Rp4,8 miliar.
Segmen industri sendiri masih menjadi tulang punggung usaha Perseroan, dimana pendapatan usaha segmen industri diperoleh dari penjualan lahan industri di kawasan industri GIIC (Greenland International Industrial Center) di Kota Deltamas, yang menawarkan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap dan komprehensif, serta menjadi incaran investasi pelanggan-pelanggan industri berskala global dalam satu dekade terakhir.
Capaian pendapatan usaha dan laba bersih ini lebih rendah dibandingkan pendapatan usaha dan laba bersih pada semester satu di tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar Rp985 miliar dan Rp626 miliar, karena disamping pencatatan pendapatan yang tinggi di tahun sebelumnya, Perseroan saat ini masih memiliki backlog penjualan yang cukup besar yang belum dicatatkan sebagai pendapatan di semester pertama tahun ini.
Tondy Suwanto, Direktur Perseroan, mengatakan bahwa sebagian besar dari backlog penjualan tersebut diharapkan untuk dapat dibukukan di sisa tahun 2020.
“Perseroan sendiri berhasil meraih marketing sales sebesar Rp1,05 triliun di semester pertama tahun 2020, dimana sebagian besar dari raihan marketing sales tersebut belum dibukukan sebagai pendapatan usaha dan menjadi backlog penjualan Perseroan,” ujarnya. “Backlog penjualan tersebut akan diakui sebagai pendapatan usaha setelah Perseroan melakukan serah-terima lahan dengan pelanggan, dan sebagian besar lahan dari backlog penjualan tersebut direncanakan untuk diserahterimakan pada semester kedua tahun ini, sehingga diharapkan dapat diakui menjadi pendapatan usaha Perseroan di tahun 2020,” tambahnya.
Perseroan membukukan laba kotor dan laba bersih masing-masing sebesar Rp169 miliar dan Rp79 miliar, lebih rendah dibandingkan laba kotor dan laba usaha pada semester pertama tahun sebelumnya sebesar Rp656 miliar dan Rp626 miliar, seiring dengan lebih rendahnya pendapatan usaha dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 30 Juni 2020 tercatat Rp6,99 triliun, lebih rendah 8,3% dibandingkan dengan aset Perseroan per 31 Desember 2019 sebesar Rp7,62 triliun.
Release dalam dual bahasa (Bahasa Indonesia dan English), klik disini / click in here.